tranlate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 18 April 2012

KONDISI LENGAN CASEY STONER SUDAH BAIKAN

caseystonerarm
Casey Stoner berupaya untuk memperbaiki kondisi fisik sebelum memasuki persaingan jilid kedua MotoGP 2012 yang akan digelar di Sirkuit Jerez pada 29 April mendatang.

Gejala arm pump yang menggertaknya pada saat menjalani balapan GP Qatar lalu membuat Stoner melakukan persiapan untuk mengantisipasi timbulnya gejala yang sama pada saat race GP Spanyol bergulir.
Latihan fisik yang dilakoni pembalap Repsol Honda tersebut selama satu pekan telah membuahkan hasil, dimana kondisi lengan juara dunia MotoGP 2011 tersebut kini sudah lebih baik.
“Saya menghabiskan waktu bersama pelatih saya, mencoba untuk menyembuhkan arm pump yang telah mempengaruhi performa saya di Qatar,” tulis Casey Stoner yang dituangkan ke dalam blognya. “Dan saya merasa senang lengan saya sudah terasa lebih baik. Kami bersepeda gunung tetapi sayang cuaca di Swiss sedang buruk jadi kami tidak bepergian terlalu jauh.
“Pekan ini akan saya lakukan dengan kegiatan serupa. Untuk berlatih dan bersiap untuk balapan Jerez serta menghabiskan waktu bersama Adriana dan Ally sebelum meninggalkan rumah lagi.”

CAL CRUTCHLOW TAK ANGGAP ANDREA DOVIZIOSO ‘MUSUH DALAM SELIMUT’

Cal Crutchlow membantah kalau rekan satu timnya, Andrea Dovizioso merupakan musuh dalam selimut dimana Crutchlow menjadikan Dovizioso sebagai rival utama dalam perebutan kursi Yamaha Tech3 di MotoGP pada musim 2013.

Dengan kehadiran rider Moto2 Bradley Smith yang bakal naik kelas ke MotoGP bersama Yamaha Tech3, maka Tech3 berada dalam situasi dilematis dimana mereka harus memilih satu rider, yakni Cal Crutchlow ataukah Andrea Dovizioso sebagai pendamping Smith untuk berlaga dalam persaingan MotoGP 2013.
Kontrak Dovizioso dan Crutchlow akan berakhir pada akhir musim ini. Untuk itulah keduanya tengah berjuang untuk membuktikan kemampuan terbaik mereka demi memikat Tim Yamaha Tech3 untuk mempertahankan posisi salah satu di antara keduanya.
Tetapi, Cal Crutchlow menyanggah kalau Dovizioso meruapakan pembalap pertama yang menjadi rivalnya. Terlebih, pada balapan perdana di Qatar lalu, Cal Crutchlow terlibat persaingan sengit dengan teammatenya yang merupakan eks pembalap Repsol Honda tersebut.
Pembalap asal Inggris tersebut berkata: “Jelas orang-orang akan berpikir hal demikian namun jika saya berada dekat dengan Andrea maka saya tak mengira akan mengalahkan Andrea.
“Seperti yang kubilang sebelumnya, dia menyelesaikan kejuaraan di peringkat ketiga sedangkan saya jauh berada di belakangnya. Dia sudah memenangkan balapan MotoGP dan meraih banyak podium.
“Bukan cuma kontrak saya yang akan berakhir tahun ini. Jadi, saya hanya harus melakukan pekerjaan dengan kemampuan terbaik dan semoga sesuatu akan datang. Jalan masih panjang dan saya harus konsen terhadap pekerjaan saya untuk menyelesaikan musim ini pada tempat setinggi mungkin.”
Herve Poncharal bahkan mengaku cemas saat menonton persaingan Crutchlow-Andrea pada balapan MotoGP Qatar. Bos Yamaha Tech3 tersebut berkata: “Melihat mereka bertarung sengit sepanjang balapan membuat saya sangat gugup dan gap yang memisahkan mereka tak pernah lebih dari 0.3 detik.”
“Cal memiliki karakter sejati,” kata bos Yamaha, Lin Jarvis mengomentari penampilan Crutchlow yang mampu tampil gemilang hingga mengantarnya  finish keempat di depan Dovizioso pada balapan seri perdana di Losail. “Dan olahraga ini perlu membangun karakter seperti yang dimilikinya. Valentino Rossi sudah mendominasi dalam kurun waktu yang lama dan dia masih bersama kita dan kita perlu memanfaatkannya.”
“Tetapi pada masa depan Rossi akan melakukan pekerjaan lain dan kita perlu membangun beberapa bintang baru. Saya tak berkata hal ini dimaksudkan untuk menggantikan sosok Valentino namun kami perlu mengembangkan daya tarik pembalap lain kepada para penonton.”

PERATURAN MOTOGP TAK KONSTAN, CASEY STONER ‘GERAH’

Casey Stoner merasa geram terhadap regulasi di MotoGP yang terus-menerus mengalami perubahan. Juara dunia MotoGP sebanyak dua kali tersebut mendesak para petinggi MotoGP untuk memberikan waktu yang lebih stabil bagi regulasi yang sudah ada sebelum peraturan tersebut mengalami pergantian.

Regulasi MotoGP terus mengalami perubahan, seperti pergantian pemakaian kapasitas mesin ataupun Bridgestone yang didaulat sebagai pemasok ban tunggal.
Peraturan yang paling mengecewakan Casey Stoner adalah keterlambatan pemberlakuan penambahan bobot motor minimal yang meningkat sebesar empat kilogram.
Menurut Stoner, perubahan regulasi teknis yang tidak konsisten bertanggung jawab terhadap sedikitnya pabrikan yang tetap bertahan untuk berkompetisi di ajang MotoGP.
Perubahan yang tiada henti juga memaksa para pabrikan untuk melakukan riset dan pengembangan ulang yang menghabiskan dana besar, misalnya untuk mengembangkan sistem elektronik baru yang disesuaikan dengan konsumsi bahan bakar. Pembatasan enam mesin dalam satu musim juga memaksa para insinyur untuk mengembangkan mesin yang dapat bertahan lebih lama.
Kini, para petinggi MotoGP tengah berupaya menyusun peraturan baru yang bertujuan untuk memangkas biaya pengeluaran dan membuat persaingan antar pabrikan semakin rapat.
Peraturan baru yang tengah digodok antara lain pemberlakuan rev limit berkisar 15000 rpm, alokasi satu motor untuk setiap pembalap, batasan 15 juta Euro untuk pengeluaran pabrikan per tahunnya, 1 juta Euro untuk ongkos penyewaan motor kepada tim satelit, pembatasan lima mesin dalam satu musim dan sebagainya.
Tetapi Casey Stoner lebih condong untuk menyalahkan Dorna ketimbang MSMA yang telah memberlakukan perubahan peraturan yang terus-menerus selama beberapa tahun ke belakang.
Casey Stoner menjelaskan, “Regulasinya hanya perlu distabilkan. Faktanya, mereka belum berhenti melakukan perubahan dalam kejuaraan ini. Masalahnya, saat ini mereka tidak sedang membuat peraturan yang tetap, tetapi keputusan yang sama seperti masa lalu. Dengan mengubah era 500cc ke 1000cc kemudian berubah lagi dari 1000cc untuk turun menjadi 800cc lalu memberlakukan aturan ban tunggal, Anda kehilangan semua kompetisi. Jadi Anda kehilangan seorang pembalap yang mungkin tidak melaju cepat tetapi saat memakai ban lain yang lebih cocok baginya dapat membantu mereka untuk meraih podium dan menjadi terekspos.
“Mereka ingin menghemat pengeluaran tetapi kemudian menambah bobot motor empat kilogram pada motor setelah semuanya sudah mengembangkan motor baru.
“Itu memerlukan banyak dana terutama Honda dan Yamaha karena saya tahu mereka sudah mematuhi bobot yang ditentukan. Mungkin pabrikan lain belum bisa menyesuaikannya, jadi mereka berkata marilah menaikkan bobotnya (menjadi 157 kg). Jadi semua dana yang rencananya akan dihemat malah harus dipergunakan.
“Kenny Roberts mungkin masih akan bertahan membalap dengan timnya jika mereka berhenti mengubah semuanya. Tetapi bahkan saat era 800cc mereka mengubah ini itu dan mereka ingin membatasi bahan bakar 21 liter. Peraturan yang tidak stabil seperti ini tidak memberi kesempatan untuk semua tim untuk meraih level terbaik mereka.
“Ikut ke dalam kejuaraan ini merupakan kehendak tim itu sendiri dan mereka ingin nama mereka terdengar dan mengembangkan motor yang bisa tampil kompetitif.
“Namun setiap tahun atau dua tahun sekali mereka mengubah regulasi, jadi, bagi tim yang lebih kecil, dari mana lagi dana yang diperlukan untuk melakukan pengembangan lagi berasal? Mereka tidak memiliki alasan jelas, mencoba untuk menghemat uang dengan menghabiskan dana yang lebih besar. Rumit untuk dapat memahami mengapa mereka tetap mengubah aturan.”