tranlate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 18 April 2012

PERATURAN MOTOGP TAK KONSTAN, CASEY STONER ‘GERAH’

Casey Stoner merasa geram terhadap regulasi di MotoGP yang terus-menerus mengalami perubahan. Juara dunia MotoGP sebanyak dua kali tersebut mendesak para petinggi MotoGP untuk memberikan waktu yang lebih stabil bagi regulasi yang sudah ada sebelum peraturan tersebut mengalami pergantian.

Regulasi MotoGP terus mengalami perubahan, seperti pergantian pemakaian kapasitas mesin ataupun Bridgestone yang didaulat sebagai pemasok ban tunggal.
Peraturan yang paling mengecewakan Casey Stoner adalah keterlambatan pemberlakuan penambahan bobot motor minimal yang meningkat sebesar empat kilogram.
Menurut Stoner, perubahan regulasi teknis yang tidak konsisten bertanggung jawab terhadap sedikitnya pabrikan yang tetap bertahan untuk berkompetisi di ajang MotoGP.
Perubahan yang tiada henti juga memaksa para pabrikan untuk melakukan riset dan pengembangan ulang yang menghabiskan dana besar, misalnya untuk mengembangkan sistem elektronik baru yang disesuaikan dengan konsumsi bahan bakar. Pembatasan enam mesin dalam satu musim juga memaksa para insinyur untuk mengembangkan mesin yang dapat bertahan lebih lama.
Kini, para petinggi MotoGP tengah berupaya menyusun peraturan baru yang bertujuan untuk memangkas biaya pengeluaran dan membuat persaingan antar pabrikan semakin rapat.
Peraturan baru yang tengah digodok antara lain pemberlakuan rev limit berkisar 15000 rpm, alokasi satu motor untuk setiap pembalap, batasan 15 juta Euro untuk pengeluaran pabrikan per tahunnya, 1 juta Euro untuk ongkos penyewaan motor kepada tim satelit, pembatasan lima mesin dalam satu musim dan sebagainya.
Tetapi Casey Stoner lebih condong untuk menyalahkan Dorna ketimbang MSMA yang telah memberlakukan perubahan peraturan yang terus-menerus selama beberapa tahun ke belakang.
Casey Stoner menjelaskan, “Regulasinya hanya perlu distabilkan. Faktanya, mereka belum berhenti melakukan perubahan dalam kejuaraan ini. Masalahnya, saat ini mereka tidak sedang membuat peraturan yang tetap, tetapi keputusan yang sama seperti masa lalu. Dengan mengubah era 500cc ke 1000cc kemudian berubah lagi dari 1000cc untuk turun menjadi 800cc lalu memberlakukan aturan ban tunggal, Anda kehilangan semua kompetisi. Jadi Anda kehilangan seorang pembalap yang mungkin tidak melaju cepat tetapi saat memakai ban lain yang lebih cocok baginya dapat membantu mereka untuk meraih podium dan menjadi terekspos.
“Mereka ingin menghemat pengeluaran tetapi kemudian menambah bobot motor empat kilogram pada motor setelah semuanya sudah mengembangkan motor baru.
“Itu memerlukan banyak dana terutama Honda dan Yamaha karena saya tahu mereka sudah mematuhi bobot yang ditentukan. Mungkin pabrikan lain belum bisa menyesuaikannya, jadi mereka berkata marilah menaikkan bobotnya (menjadi 157 kg). Jadi semua dana yang rencananya akan dihemat malah harus dipergunakan.
“Kenny Roberts mungkin masih akan bertahan membalap dengan timnya jika mereka berhenti mengubah semuanya. Tetapi bahkan saat era 800cc mereka mengubah ini itu dan mereka ingin membatasi bahan bakar 21 liter. Peraturan yang tidak stabil seperti ini tidak memberi kesempatan untuk semua tim untuk meraih level terbaik mereka.
“Ikut ke dalam kejuaraan ini merupakan kehendak tim itu sendiri dan mereka ingin nama mereka terdengar dan mengembangkan motor yang bisa tampil kompetitif.
“Namun setiap tahun atau dua tahun sekali mereka mengubah regulasi, jadi, bagi tim yang lebih kecil, dari mana lagi dana yang diperlukan untuk melakukan pengembangan lagi berasal? Mereka tidak memiliki alasan jelas, mencoba untuk menghemat uang dengan menghabiskan dana yang lebih besar. Rumit untuk dapat memahami mengapa mereka tetap mengubah aturan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar